Kamis, 24 Juli 2014

DIALOG MALAIKAT DAN PENGUSAHA

Ada seorang pengusaha sukses terjatuh di kamar mandi dan akhirnya stroke, sudah 7 malam dirawat di RS di ruang ICU. Di saat orang-orang terlelap dalam mimpi malam, dalam dunia roh seorang Malaikat menghampiri si pengusaha yang terbaring tak berdaya.

Malaikat memulai pembicaraan...

"Kalau dalam waktu 24 jam ada 50 orang berdoa buat kesembuhanmu, maka kau akan hidup dan sebaliknya jika dalam 24 jam jumlah yang aku tetapkan belum terpenuhi, itu artinya kau akan meninggal dunia...!!!"
"Kalau hanya mencari 50 orang, itu gampang...!!!" (kata si pengusaha ini dengan yakinnya)

Setelah itu Malaikat pun pergi dan berjanji akan datang 1 jam sebelum batas waktu yang sudah disepakati.

Tepat pukul 23:00, Malaikat kembali mengunjunginya,
dengan antusiasnya si pengusaha bertanya,

"Apakah besok pagi aku sudah pulih...??? Pastilah banyak yang berdoa buat aku, jumlah karyawan yang aku punya lebih dari 2000 orang, jadi kalau hanya mencari 50 orang yang berdoa pasti bukan persoalan yang sulit...!!!"

Dengan lembut si Malaikat berkata,
"Aku sudah berkeliling mencari suara hati yang berdoa buatmu tapi sampai saat ini baru 3 orang yang berdoa buatmu, sementara waktumu tinggal 60 menit lagi, rasanya mustahil kalau dalam waktu dekat ini ada 50 orang yang berdoa buat kesembuhanmu...!!!"

Tanpa menunggu reaksi dari si pengusaha, si Malaikat menunjukkan layar besar berupa TV siapa 3 orang yang berdoa buat kesembuhannya. Di layar itu terlihat wajah duka dari sang isteri, di sebelahnya ada 2 orang anak kecil, putra-putrinya yang berdoa dengan khusuk dan tampak ada tetesan air mata di pipi mereka.

Malaikat berkata,
"Aku akan memberitahukanmu, kenapa Allah rindu memberikanmu kesempatan kedua, itu karena doa isterimu yang tidak putus-putus berharap akan kesembuhanmu...!!!"

Kembali terlihat di mana si isteri sedang berdoa jam 2:00 dini hari,
"Yaa Allah, aku tahu kalau selama hidupnya suamiku bukanlah suami atau ayah yang baik. Aku tahu dia sudah mengkhianati pernikahan kami, aku tahu dia tidak jujur dalam bisnisnya, dan kalaupun dia memberikan sumbangan, itu hanya untuk popularitas saja untuk menutupi perbuatannya yang tidak benar di hadapanMu. Tapi Ya Allah, tolong pandang anak-anak yang telah Engkau titipkan pada kami, mereka masih membutuhkan seorang ayah dan hamba tidak mampu membesarkan mereka seorang diri...!!!" Aamiin...

Dan setelah itu isterinya berhenti berkata-kata, tapi air matanya semakin deras mengalir di pipinya yang kelihatan terus karena kurang istirahat.

Melihat peristiwa itu, tanpa terasa, air mata mengalir di pipi pengusaha ini. Timbul penyesalan bahwa selama ini dia bukanlah suami yang baik dan ayah yang menjadi contoh bagi anak-anaknya, dan malam ini dia baru menyadari betapa besar cinta isteri dan anak-anak padanya.

Waktu terus bergulir, waktu yang dia miliki hanya 10 menit lagi, melihat waktu yang makin sempit semakin menangislah si pengusaha ini, penyesalan yang luar biasa tapi waktunya sudah terlambat. Tidak mungkin dalam waktu 10 menit ada yang berdoa 47 orang.

Dengan setengah bergumam dia bertanya,
"Apakah di antara karyawanku, kerabatku, teman bisnisku, teman organisasiku tidak ada yang berdoa buatku...???"

Jawab si Malaikat,
 "Ada beberapa yang berdoa buatmu tapi mereka tidak tulus, bahkan ada yang mensyukuri penyakit yang kau derita saat ini, itu semua karena selama ini kamu arogan, egois dan bukanlah atasan yang baik, bahkan kau tega memecat karyawan yang tidak bersalah...!!!"

Si pengusaha tertunduk lemah, dan pasrah kalau malam ini adalah malam yang terakhir buat dia, tapi dia minta waktu sesaat untuk melihat anak dan si isteri yang setia menjaganya sepanjang malam.

Air matanya tambah deras, ketika melihat anaknya yang sulung tertidur di kursi rumah sakit dan si isteri yang kelihatan lelah juga tertidur di kursi sambil memangku si bungsu.

Ketika waktu menunjukkan pukul 24:00, tiba-tiba si Malaikat berkata,
"Allah melihat air matamu dan penyesalanmu. Kau tidak jadi meninggal, karena ada 47 orang yang berdoa buatmu tepat jam 24:00...!!!"

Dengan terheran-heran dan tidak percaya, si pengusaha bertanya siapakah yang 47 orang itu. Sambil tersenyum si Malaikat menunjukkan suatu tempat yang pernah dia kunjungi bulan lalu.

"Bukankah itu Panti Asuhan...???" (kata si pengusaha pelan)

"Benar, kau pernah memberi bantuan bagi mereka beberapa bulan yang lalu, walau aku tahu tujuanmu saat itu hanya untuk mencari popularitas saja dan untuk menarik perhatian pemerintah dan investor luar negeri...!!!"

"Tadi pagi, salah seorang anak panti asuhan tersebut membaca di koran kalau seorang pengusaha terkena stroke dan sudah 7 hari di ICU, setelah melihat gambar di koran dan yakin kalau pria yang sedang koma adalah kamu, pria yang pernah menolong mereka dan akhirnya anak-anak panti asuhan sepakat berdoa buat kesembuhanmu...!!!"

Pesan moral:

Cerita ini hanyalah sebuah gambaran agar kita lebih instropeksi diri. Saya membayangkan ketika diri saya mati nanti, apakah orang di sekeliling saya akan kehilangan, atau sebaliknya mereka mengabaikan atas kematian saya, atau yang paling parah apakah mereka bersyukur malah...???

Mari sahabat yang dimuliakan Allah, mumpung kita masih diberi umur, lakukanlah yang terbaik untuk orang-orang di sekitar kita, karena sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi manusia yang lainnya.

Dan satu lagi, janganlah kita meremehkan sedekah, sesuai cerita di atas, justru sedekahnya yang menyelamatkan pengusaha tersebut.

dan sebentar lagi bulan ramadhan akan tiba, perbanyaklah ibadah dan sedekah Insya Allah akan menjadi Berkah..

Selasa, 06 November 2012

Mengenal Panglima DI TII KARTOSOEWIRJO



Di zamannya, Tjokroaminoto merupakan panutan anak muda saat itu. Mulai dari Soekarno, Semaun, hingga Kartosoewirjo berguru kepadanya. Pemimpin Syarikat Islam, organisasi terbesar saat itu pun banyak menelurkan tokoh-tokoh besar di Indonesia.
Fadli Zon dalam buku 'Hari Terakhir KARTOSOEWIRJO' seperti dikutip detikcom, Jumat (7/9/2012) menulis Tjokroaminoto saat itu disebut Belanda sebagai 'Raja Jawa Tanpa Mahkota'.
Kartosoewirjo yang kemudian menjadi imam DI/TII, memulai kariernya dengan menjadi sekretaris pribadi Tjokroaminoto sekitar tahun 1927. Kartosoewirjo sering menemani perjalanan politik Tjokroaminoto keliling Jawa. "Tjokroaminoto adalah guru politik dan mentor Islamisme Kartosoewirjo," tulis Fadli Zon.
Pada 1929, Kartosoewirjo berhenti karena sakit. Dia pun pindah dan tinggal bersama mertuanya di Malangbong, Garut. Kartosoewirjo sudah menikah dengan Dewi Siti Kalsum, yang juga putra tokoh PSII Ardiwisastra.
Kemudian, Kartosoewirjo pun belajar agama kepada Notodiharjo, tokoh Islam modern. Dia juga belajar pada sejumlah ulama di Bandung dan Tasikmalaya.
"Ia juga belajar agama Islam dari buku-buku asing, dan mendalami Alquran dan hadist dari kitab berbahasa Belanda," tulis Fadli.
Selama aktif di pergerakan Islam, seperti koleganya Soekarno, Kartosoewirjo pun kerap mengenyam dinginnya sel penjara. Kartosoewirjo juga pernah menjadi sekretaris umum PSII, kemudian pimpinan koran harian Fadjar Asia. Saat Jepang masuk Indonesia, Kartosoewirjo juga aktif dalam MIAI (Madjlis Islam 'Alaa Indonesia). Di organisasi itu, Kartosoewirjo memberikan pendidikan pelatihan kemiliteran.

Copyright © 2014 Berbagi Berarti Peduli